Oleh Sholihin HZ**
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Kalimantan Barat semakin dekat, persiapan dan tahapan sudah berjalan sesuai jadwalnya. Informasi dari https://pontianakpost.jawapos.com/metropolis bahwa 25 September – 25 November 2024 merupakan masa kampanye oleh masing-masing paslon. ketiga kandidat yang dinyatakan sebagai cagub dan cawagub adalah pasangan Sutarmidji – Didi Haryono, Ria Norsan – Krisantus Kurniawan dan pasangan Muda Mahendrawan – Jakius Sinyor.
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dalam berbagai jenjangnya dapat dipandang sebagai proses pembelajaran tentang berorganisasi bahkan bernegara. Karena didalamnya sarat dengan unsur pendidikan maka tahapannya harus mencerdaskan pelakunya. Nilai pendidikan apa yang bisa diikuti layaknya sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses yang setiap tahapannya semakin lama harus semakin baik dan harus diikuti siapapun. Berbagai tata tertib sekolah wajib diikuti oleh siswanya. Berperan sebagai orang dewasa adalah semua guru dan tenaga pendidiknya dan dalam konteks ini maka pendidik dan tenaga kependidikan harus memberikan contoh untuk taat dan tertib pada aturan yang berlaku.
Diantara nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dari proses pilkada (Pemilihan Kepala Daerah). Pertama, masyarakat belajar mengenal visi misi, serta program kerja yang ditawarkan. Disinilah nampak cerdasnya seorang calon pemimpin dan masyarakat menilainya apakah programnya bisa direalisasikan atau sekedar janji belaka.
Kedua, memahami hak dan kewajiban. Aktif dalam proses ini adalah kewajiban bagi warga negara dan mendapatkan pelayanan yang baik dari siapapun kala sudah terpilih adalah haknya. Masyarakat mendapatkan pemahaman tentang hak mereka sebagai pemilih dan kewajiban mereka dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi. Berikutnya adalah pembelajaran tentang proses demokrasi. Mulai dari pencalonan, kampanye, pemungutan suara hingga tahap pengesahan. Masyarakat -tentunya contoh dari calon pemimpin- untuk dapat pencerahan terkait proses demokrasi harus diberikan keteladanan oleh pelaku atau pengambil keputusan yang terkait.
Keempat, pilkada harus difahami sebagai cara negara untuk memilih yang terbaik dari yang baik guna melaksanakan program pembangunan yang akan datang. Karenanya track record dan rekam jejak sang calon menjadi pertimbangan dan harus dipublikasikan. Untuk apa? Kesalahan memilih berpengaruh pada pembangunan di tahun-tahun mendatang. Tentu yang dipilih adalah yang terbaik dan visioner.
Pilkada bukan hanya sekadar ajang untuk memilih pemimpin, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya keterlibatan politik. Dengan memahami proses ini, diharapkan masyarakat akan lebih aktif dan kritis dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik di masa depan. Pendidikan dalam Pilkada diharapkan menjadi media pembelajaran bagi warganya. Sejatinya pendidikan adalah mencerdaskan dan terjadi perubahan dalam cara berpikir karena pendidikan adalah mengubah sudut pandang.
Pilkada: Bagaimana Sikap Kita
Semoga Pilkada Kalimantan Barat berjalan lancar, aman, kondusif dan terpilihnya pimpinan yang berkualitas.
——————————
Sekum PW IPIM Kalimantan Barat