TEXT KHOTBAH JUMAT: BERGEMBIRA MENYAMBUT KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Bergembira Menyambut Kelahiran Nabi Muhammad SAW Oleh: Dr. Sumin, M.Si Khutbah Pertama الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى باللهِ شَهِيْدًا. نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ، وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ باللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. Hadirin yang dimuliakan Allah, Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada kita, terutama nikmat terbesar yaitu diutusnya Rasulullah Muhammad SAW ke muka bumi ini sebagai rahmat bagi seluruh alam. Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa besar yang dirayakan di bulan Rabi’ul Awal, bulan kelahiran Nabi yang mulia. Kelahiran beliau bukan hanya menjadi tonggak awal kebangkitan umat manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya keimanan, tetapi juga merupakan momen yang penuh dengan keberkahan dan kasih sayang. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anbiya ayat 107: “وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ” “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” Kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia ini membawa transformasi besar dalam tatanan sosial, budaya, politik, dan spiritual umat manusia. Beliau menjadi teladan sempurna dalam setiap aspek kehidupan. Rasulullah SAW tidak hanya diutus untuk satu golongan, melainkan untuk seluruh manusia, tanpa memandang ras, suku, atau kebangsaan. Oleh karena itu, bergembira dan memperingati kelahiran beliau adalah bentuk syukur atas nikmat yang besar ini, sebagaimana perintah Allah dalam Surah Yunus ayat 58: “قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ” “Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan manifestasi rasa cinta dan penghormatan kita kepada beliau. Sebagaimana kita ketahui, mencintai Rasulullah SAW adalah bagian dari iman. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari: “لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ” “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.” Bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah bentuk kecintaan kita kepada beliau. Jika kita mencintai beliau, maka kita juga harus meneladani akhlak dan sikap beliau dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal kejujuran, amanah, kesabaran, kasih sayang, dan keadilan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 21: “لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ” “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” Hadirin yang dirahmati Allah, Salah satu kisah yang sering dijadikan teladan dalam menyambut Maulid Nabi adalah kisah kegembiraan Abu Lahab saat mendengar kelahiran Nabi SAW. Ketika budak perempuannya, Tsuwaibah, menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab, yang saat itu masih dalam keadaan jahiliyah, begitu gembira hingga ia membebaskan Tsuwaibah. Meskipun Abu Lahab kemudian menjadi musuh besar Rasulullah, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa setelah kematiannya, ia mendapatkan keringanan siksa setiap hari Senin sebagai balasan atas kegembiraannya saat mendengar kabar kelahiran Nabi SAW. Ini merupakan isyarat bahwa bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dan mendatangkan keberkahan. Bahkan dalam sejarah, banyak ulama dan pemimpin Muslim yang merayakan Maulid dengan penuh kegembiraan. Salah satunya adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, yang memulai tradisi perayaan Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat umat Islam dalam menghadapi tantangan dan musuh-musuh Islam. Melalui peringatan Maulid, umat Islam diajak untuk mengenang jasa-jasa Nabi Muhammad SAW dan memperbaharui kecintaan serta pengabdian kepada ajaran-ajaran beliau. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “مَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ” “Barang siapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di surga.” Mencintai Rasulullah SAW bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan meneladani kehidupan beliau. Rasulullah SAW adalah teladan sempurna dalam berakhlak mulia. Bahkan, Allah SWT dalam Al-Qur’an mengakui kemuliaan akhlak beliau dengan berfirman dalam Surah Al-Qalam ayat 4: “وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ” “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” Maka dari itu, memperingati Maulid bukan hanya sekadar mengenang kelahiran Nabi, tetapi juga merupakan momentum bagi kita untuk memperbaharui tekad dalam mengikuti ajaran-ajaran beliau. Kita memperingati Maulid dengan memperbanyak amal shalih, memperbanyak salawat, dan berusaha meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Khutbah Kedua الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat kepada beliau dalam firman-Nya: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا” “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56) Memperingati Maulid Nabi adalah salah satu cara kita menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Dengan memperingati Maulid, kita juga diingatkan untuk meneladani akhlak beliau yang mulia dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW adalah orang yang paling penyayang terhadap umatnya, sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 128: “لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ” “Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kalian, dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” Mari kita perbanyak amal shalih dan salawat di bulan kelahiran Rasulullah SAW ini, dan semoga dengan kecintaan kita kepada beliau, Allah SWT memberikan kita syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat kelak. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ

TEXT TAUSIYAH: KEUTAMAAN MEMAKMURKAN MASJID DAN PERANANNYA BAGI UMAT ISLAM

Text Tausiyah: Keutamaan Memakmurkan Masjid dan Peranannya Bagi Umat Islam Oleh: Dr. Sumin, M.Si. Bismillahirrahmanirrahim… Hadirin Jamaah yang Dirahmati Allah. Marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan nikmat iman dan Islam kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga hari kiamat. Pada kesempatan yang penuh berkah ini, izinkan saya mengajak diri saya pribadi dan hadirin sekalian untuk merenungkan keutamaan memakmurkan masjid serta peranannya yang sangat penting bagi kehidupan umat Islam. Jamaah yang Berbahagia, Masjid, dalam sejarah Islam, bukan sekadar tempat untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Masjid memiliki fungsi yang sangat penting dalam membangun dan memperkokoh umat Islam. Dari zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga saat ini, masjid selalu menjadi pusat segala aktivitas keagamaan dan sosial bagi kaum muslimin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18). Ayat ini menegaskan bahwa memakmurkan masjid adalah ciri khas dari orang-orang yang beriman. Memakmurkan masjid tidak hanya dengan merawat bangunan fisiknya saja, tetapi juga dengan mengisi masjid dengan berbagai aktivitas ibadah dan sosial yang mendekatkan diri kepada Allah dan meneguhkan ukhuwah di antara kaum muslimin. Hadirin yang Dimuliakan Allah, Fungsi dan Peranan Masjid bagi Umat Islam Pusat Ibadah Masjid adalah tempat utama untuk melaksanakan shalat, terutama shalat berjama’ah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ “Barangsiapa yang pergi ke masjid pada pagi atau petang hari, maka Allah akan menyediakan tempat tinggal baginya di surga setiap kali ia pergi pagi atau petang hari.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pahala besar yang dijanjikan Allah ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran kita di masjid. Shalat berjama’ah di masjid juga meningkatkan rasa kebersamaan dan kekompakan di antara umat Islam. Pusat Pendidikan dan Pembelajaran Masjid pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga berfungsi sebagai pusat pendidikan. Di masjid, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan Al-Qur’an, hadis, dan ilmu agama lainnya kepada para sahabat. Tradisi ini dilanjutkan oleh para ulama setelahnya dengan mengadakan halaqah, ceramah, dan kajian-kajian ilmu di masjid. Dalam konteks saat ini, masjid masih menjadi tempat yang sangat ideal untuk menuntut ilmu. Kita bisa mengadakan kajian rutin, belajar membaca Al-Qur’an, dan mempelajari ilmu-ilmu keislaman lainnya di masjid. Dengan demikian, masjid menjadi pusat pembelajaran yang mengokohkan pemahaman kita tentang agama dan memperkuat iman. Pusat Sosial dan Kesejahteraan Umat Masjid juga berperan sebagai pusat kegiatan sosial dan kesejahteraan umat. Dalam sejarah, masjid adalah tempat di mana kaum muslimin berkumpul untuk membahas masalah-masalah sosial dan mencari solusi bersama. Masjid juga menjadi tempat pengumpulan dan distribusi zakat, infaq, dan sedekah untuk membantu kaum fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَىٰ مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَىٰ لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّىٰ “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, menyayangi, dan tolong-menolong adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam.” (HR. Muslim). Dengan memakmurkan masjid, kita juga memperkuat solidaritas di antara umat Islam, saling membantu dan menyokong dalam setiap keadaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat Masjid juga berfungsi sebagai tempat pembinaan karakter dan pengembangan masyarakat. Di masjid, kita belajar tentang akhlak yang mulia, bagaimana menjadi pribadi yang baik, dan bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia sesuai dengan ajaran Islam. Masjid adalah tempat di mana kita mendengarkan nasihat dan tausiyah yang menguatkan iman dan memperbaiki akhlak kita. Dalam hadis lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad). Dengan seringnya kita hadir di masjid, kita akan semakin terlatih untuk memiliki akhlak yang baik dan mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Kisah Teladan dari Sahabat Nabi Untuk lebih memperjelas pentingnya memakmurkan masjid, mari kita renungkan kisah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Abdullah bin Ummi Maktum Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau adalah seorang sahabat yang buta, namun sangat bersemangat untuk tetap shalat berjama’ah di masjid. Suatu ketika, Abdullah bin Ummi Maktum datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan meminta keringanan untuk tidak shalat berjama’ah di masjid karena kebutaannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam awalnya memberikan izin, tetapi kemudian beliau bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?” Abdullah bin Ummi Maktum menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kalau begitu, penuhilah panggilan tersebut.” (HR. Muslim). Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya shalat berjama’ah di masjid, bahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Jika Abdullah bin Ummi Maktum yang buta saja masih diwajibkan untuk hadir di masjid, maka bagaimana dengan kita yang diberikan kesehatan dan kemudahan? Jamaah yang Beriman, Memakmurkan masjid adalah tugas kita bersama sebagai umat Islam. Kita harus menyadari bahwa masjid adalah jantung kehidupan umat Islam, tempat kita memperkuat iman, belajar ilmu, meningkatkan solidaritas, dan membina akhlak. Mari kita jadikan masjid sebagai pusat kehidupan kita, tempat kita selalu merindukan kehadiran, dan tempat kita selalu mendapatkan ketenangan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid-Nya, yang selalu merindukan rumah-rumah Allah ini, dan yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya melalui berbagai aktivitas ibadah di masjid. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

TEXT KHOTBAH JUMAT: PANCASILA SEBAGAI KRISTALISASI NILAI-NILAI LUHUR AGAMA

Pancasila Sebagai Kristalisasi Nilai-Nilai Luhur Agama Oleh: Dr. Sumin, M.Si Khutbah Pertama الحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. Amma ba’du. Ma’asyiral Muslimin, sidang Jumat yang dirahmati Allah. Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai seorang Muslim, ketakwaan inilah yang menjadi landasan bagi setiap langkah dan tindakan kita dalam kehidupan, sebagai seorang hamba yang mengharap ridha dan rahmat-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ “Yā ayyuhalladzīna āmanū ittaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn” Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102) Rasulullah SAW juga bersabda: اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “Ittaqillāha ḥaithumā kunta, wa atbiʿi as-sayi’ata al-hasanata tamḥuhā, wa khāliqin-nāsa bi khuluqin ḥasan” Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menghapusnya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi) Ma’asyiral Muslimin, hadirin yang dirahmati Allah. Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya untuk mengajak kita semua untuk memahami lebih dalam tentang Pancasila. Baru-baru ini, viral di media sosial pernyataan seorang tokoh dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang mengatakan bahwa “agama adalah musuh Pancasila.” Pernyataan ini jelas sangat tendensius, tidak berdasar, dan bahkan paradoks dari fakta yang sebenarnya. Ungkapan tersebut telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Islam, sebagai salah satu agama yang diakui di Indonesia, memiliki banyak nilai yang sejalan dengan Pancasila. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, misalnya, jelas mencerminkan ajaran Islam tentang tauhid, yaitu keesaan Allah SWT. Dalam QS. Al-Ikhlas ayat 1-4, Allah SWT berfirman: قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ “Qul huwa Allahu ahad, Allahu al-samad, Lam yalid walam yulad, Walam yakun lahu kufuwan ahad” Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4) Ayat ini menegaskan keesaan Allah, yang merupakan inti dari sila pertama Pancasila. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa agama bertentangan dengan Pancasila. Justru sebaliknya, agama adalah sumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ma’asyiral Muslimin, hadirin yang dimuliakan Allah, dalam sejarah perumusan Pancasila, para pendiri bangsa kita yang terdiri dari berbagai latar belakang agama dan budaya, dengan bijaksana dan penuh hikmah, menyepakati Pancasila sebagai dasar negara yang mampu mengakomodasi berbagai kepentingan dan keyakinan masyarakat Indonesia yang majemuk. Mereka memahami bahwa Pancasila adalah kristalisasi dari nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh berbagai agama, termasuk Islam. Sebagai contoh, sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, sangat sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan dan perlakuan yang baik terhadap sesama manusia. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa: 135: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا “Yā ayyuhalladzīna āmanū kūnū qawwāmīna bil-qisṭi syuhadā’a lillāhi walaw ‘alā anfusikum awil-wālidayni wal-aqrabīn, in yakun ghanīyan aw faqīran fa-Allāhu awlā bihimā fa-lā tattabi’ul hawā an ta’dilū, wa in talwū aw tu’ridū fa-inna Allāha kāna bimā ta’malūna khabīrā” Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 135) Ayat ini dengan tegas memerintahkan umat Islam untuk menegakkan keadilan dan tidak berpihak, bahkan jika harus melawan kepentingan pribadi. Ini sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Pancasila. Selanjutnya, sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, juga merupakan refleksi dari ajaran Islam tentang persatuan dan ukhuwah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 10: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Innamal-mu’minūna ikhwah fa-aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la’allakum turḥamūn” Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10) Ayat ini mengajarkan kita untuk menjaga persatuan dan menghindari pertikaian di antara sesama. Ini sejalan dengan semangat sila ketiga Pancasila yang mengutamakan persatuan Indonesia. Persatuan dalam Islam sangat ditekankan, karena dengan bersatu, umat Islam dapat menghadapi tantangan dan permasalahan dengan lebih kuat dan kokoh. Ma’asyiral Muslimin, hadirin yang dirahmati Allah, sila keempat, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”, juga selaras dengan ajaran Islam yang mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan. Allah SWT berfirman dalam QS. Ash-Shura: 38: وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “Walladzīna istajābū lirabbihim wa aqāmūṣ-ṣalāta wa amruhum syūrā bainahum wa mimma razaqnāhum yunfiqūn” Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Ash-Shura: 38) Ayat ini menunjukkan pentingnya musyawarah dalam Islam, yaitu proses pengambilan keputusan bersama dengan mempertimbangkan berbagai pendapat dan hikmah. Musyawarah adalah cara terbaik untuk mencapai keputusan yang adil dan bijaksana, sesuai dengan sila keempat Pancasila. Terakhir, sila kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sangat sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Nahl: 90: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ “Inna Allāha ya’muru bil-‘adli wal-iḥsāni wa itā’i dhil-qurbā wa yanha ‘anil-faḥsyā’i wal-munkari wal-baghi ya’izhukum la’allakum tażakkarūn” Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

TEKS KHOTBAH JUM’AT : TOLONG MENOLONG SESAMA SEBAGAI PERWUJUDAN ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

Tolong Menolong Sesama sebagai Perwujudan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Oleh: Dr. Sumin, M.Si Khutbah Pertama الحَْم ُد ّهٰلِلّ َنََْم ُدهُ َونَ ْستَعّينُهُ َونَ ْستَغّْفُرهُ، َونَعُْوذُ ّبِ هٰلِلّ ّم ْن ُشُرْوّر أَنُْف ّسنَا َوّم ْن َسيّٰئَا ّت أَْعَمالّنَا، َم ْن يَْه ّدهّ ا هٰلِلُ فََلَ ُم ّضلَّ لَهُ َوَم ْن يُ ْضلّ ْل فََلَ َهاّد َي لَهُ. أَ ْشَه ُد أَْن َلَ إّهلهَ إَّّلَ ا هٰلِلُ َوْحَدهُ َلَ َشّريْ َك لَهُ، َوأَ ْشَه ُد أََّن ُمََّمًدا َعبْ ُدهُ َوَر ُسْولُهُ، اَلهلُٰهَّم َصّلٰ .َو َسلّْٰم َوَبِّرْك َعلَى َسيّٰ ّدَنَ ُمََّم ٍد َوَعلَى آلّّه َوأَ ْص َحابّّه أَ ْجَْعَّْي Amma ba’du. Ma’asyiral Muslimin, sidang Jumat yang dirahmati Allah. Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan inilah yang menjadi landasan bagi setiap langkah dan tindakan kita dalam kehidupan, sebagai seorang hamba yang mengharap ridha dan rahmat-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: َون َيَ أَيَُّها الَّّذي َن آَمنُوا اتَُّقوا ا َّلِلَ َح َّق تَُقاتّّه َوَلَ َتَُوتُ َّن إَّّلَ َوأَنْتُْم ُم ْسلّ ُم Yā ayyuhalladzīna āmanū ittaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenarbenar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102) Rasulullah SAW juga bersabda: اتَّّق ا َّلِلَ َحيْثَُما ُكنْ َت Ittaqillāha ḥaithumā kunta Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada.” (HR. Tirmidzi) Ma’asyiral Muslimin, hadirin yang dirahmati Allah. Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita merenungkan kembali makna dan esensi dari ajaran Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam diturunkan oleh Allah SWT dengan misi yang agung, yaitu untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anbiya: 107: َوَما أَْرَسلْنَا َك إَّّلَ َرْحَْةً لّلَْعالَّم َي Wa mā arsalnāka illā raḥmatan lil’ālamīn Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107) Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Rahmat ini tidak hanya terbatas pada manusia, tetapi juga mencakup seluruh makhluk hidup dan alam semesta. Rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini mencakup segala aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia. Salah satu bentuk nyata dari rahmat ini adalah sikap saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan, baik itu bantuan materi, moral, maupun spiritual. Tolongmenolong dalam Islam bukan sekadar anjuran, melainkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda: َمثَلُ الْ ُمْؤّمنّ َي ّفِ تََواّٰدّهْم َوتََرا ُّحّْهْم َوتََعاطُّفّهْم َمثَلُ ا ْلَْ َس ّد إّذَا ا ْشتَ َكى ّمنْهُ عُ ْضٌو تََدا َعى لَهُ َسائُّر ا ْلَْ َس ّد ّبِل َّسَهّر َوا ْلحَُّمى Matsalul mu’minīna fī tawāddihim watarāhumihim wata‘ātufihim matsalul jasadi, idzāsytakā minhu ‘udwun tada‘ā lahū sā’irul jasadi bis-sahari wal-ḥummā Artinya: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan berempati di antara mereka adalah seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menggambarkan pentingnya persatuan dan kepedulian di antara umat Islam. Ketika salah satu dari kita mengalami kesulitan, seharusnya yang lain merasa ikut merasakan kesulitan tersebut dan berusaha membantu meringankan bebannya. Inilah wujud nyata dari implementasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Islam tidak mengajarkan kita untuk bersikap individualistis atau acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain, tetapi sebaliknya, kita diajarkan untuk saling membantu dan mendukung. Sebagai contoh, ketika terjadi bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, atau pandemi, kita melihat bagaimana umat Islam dan masyarakat pada umumnya bahu-membahu memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak. Ini adalah wujud nyata dari implementasi ajaran Islam yang menekankan pentingnya tolong-menolong. Bahkan dalam situasi ekonomi yang sulit, kita tetap dianjurkan untuk berbagi kepada sesama sesuai dengan kemampuan kita. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran: 134: الَّّذي َن يُنّْفُقوَن ّفِ ال َّسَّراّء َوال َّضَّراّء َوالْ َكا ّظّم َي الْغَيْ َظ َوالَْعافّ َي َع ّن النَّا ّس َوا َّلِلُ ُّيُ ُّب الْ ُم ْح ّسنّ َي Alladzīna yunfiqūna fīssarā’i wadh-dharā’i wal-kādhimīna al-ghaiza wal-‘āfīna ‘anin-nāsi wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orangorang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orangorang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134) Ayat ini menunjukkan bahwa kita dianjurkan untuk tetap berinfak dan membantu sesama, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Tolong-menolong dalam Islam tidak terbatas pada bantuan materi saja, tetapi juga mencakup segala bentuk bantuan yang dapat meringankan beban orang lain, seperti bantuan tenaga, waktu, ilmu, dan doa. Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Beliau bersabda: َخْيُْ النَّا ّس أَنَْفعُُهْم لّلنَّا ّس Khairun-nāsi anfa‘uhum lin-nāsi Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad) Hadits ini mengajarkan kita bahwa ukuran kebaikan seseorang bukan hanya dilihat dari ibadah yang ia lakukan secara pribadi, tetapi juga dari seberapa besar manfaat yang ia berikan kepada orang lain. Semakin banyak manfaat yang bisa kita berikan kepada sesama, semakin tinggi pula derajat kita di hadapan Allah SWT. Sejarah juga mencatat banyak kisah tentang para sahabat Nabi SAW yang mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi mereka. Salah satu kisah yang masyhur adalah kisah seorang sahabat Nabi, Abdurrahman bin Auf, yang ketika hijrah ke Madinah, beliau membagi hartanya dengan saudaranya dari kaum Anshar. Tindakan ini menunjukkan betapa tinggi nilai tolong-menolong dan kepedulian terhadap sesama dalam Islam. Sebagai seorang Mukmin, kita harus senantiasa berusaha untuk meneladani sikap mulia para sahabat tersebut. Bentuk pertolongan yang bisa kita berikan kepada saudara kita pun beragam, tergantung pada kemampuan kita masing-masing. Bantuan bisa berupa harta, tenaga, waktu, ilmu, atau bahkan sekadar memberikan nasihat yang baik. Yang terpenting adalah niat tulus untuk membantu sesama demi meraih ridha Allah SWT. َْلح َبَِرَك ا هٰلِلُ ّلِ َولَ ُكْم ّفِ الُْقْرآ ّن الْ َكّرّيم، َونََفَعّنِ َوإَّّيَ ُكْم ّبَِا فّيّه ّم َن اْلَْيَ ّت َوال ّٰذْكّر ا ّكيّم، َوتََقبَّ َل ا هٰلِلُ ّمنَّا َوّمنْ ُكْم تَّلََوتَهُ، .إّنَّهُ ُهَو ال َّسّمي ُع الَْعلّيم   Khutbah Kedua الحَْم ُد َّّلِلّ

Sekum PW IPIM Kalimantan Barat Serahkan Buku Karya Pribadi ke PJ Walikota Pontianak BERITA

SEKUM PW IPIM KALIMANTAN BARAT SERAHKAN BUKU KARYA PRIBADI KE PJ WALIKOTA PONTIANAK, 28 AGUSTUS 2024

Sekum PW IPIM Kalimantan Barat Serahkan Buku Karya Pribadi ke PJ Walikota Pontianak, 28 Agustus 2024 Berkesempatan Menyerahkan Buku kepada Pejabat No. 1 di Pemkot. Mengulang Sejarah. Buku 1 – Diserahkan Ke Bp. Sutarmidji (Walikota Pontianak, 2018) dengan judul buku “Be A Smart Person”. Buku 2 – Diserahkan kepada Bp. Edi Rusdi Kamtono (2022) dengan judul buku “Mengenali Obyek Wisata di Kota Pontianak. Buku 3 – Diserahkan Kepada Bp. Ani Sofian (PJ Walikota Pontianak, 28 Agustus 2024) dengan judul buku “Ku Ingin, Semua Pintu Surga Memanggilku”. Buku terakhir ini spesial karena buku ini terbit setelah dinyatakan sebagai nominasi Adi Acharya Award dan diterbitkan oleh CV. Oase Grup Kerjasama GMBI. Buku yang terakhir ini juga, penulis mendapat penghargaan sebagai ‘akademisi inspiratif’. Berkarya Tiada Henti. ***G.30.

BERITA

IPIM KALIMANTAN BARAT SHILATURRAHMI KE PJ WALIKOTA PONTIANAK

IPIM Kalimantan Barat Shilaturrahmi Ke PJ Walikota Pontianak Bertempat diruang kerja kantor walikota Pontianak, PJ Walikota Pontianak Ani Sofian menerima kunjungan Pimpinan Wilayah Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (PW IPIM) Kalimantan Barat pada hari Rabu (28/8) di Pontianak. Pimpinan IPIM Kalimantan Barat yang diketuai Muammar Khadafi didampingi Sekretaris Umum Sholihin HZ bershilaturrahmi ke Pj Walikota sebagai langkah koordinasi perdana bersamaan dengan telah terbentuknya PD IPIM Kota Pontianak. Di ruang kerjanya, Sholihin HZ mengawali perbincangan dengan memperkenalkan organisasi IPIM binaan Prof. Nasaruddin Umar ini, “Atas nama Pimpinan Wilayah IPIM kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak PJ Walikota berkenan menerima kunjungan kami di tengah kesibukan jam kerja Bapak. Secara struktural, organisasi ini diketuai oleh Imam Masjid Istiqlal Jakarta yang juga mantan wamenag, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA dengan memfokuskan programnya pada peningkatan kompetensi dan kualifikasi imam di wilayah Kalimantan Barat. Untuk wilayah Kalimantan Barat, Kengurusan diketuai oleh Ustadz Muammar Khadafi yang juga pendiri Yayasan al-‘Izzah Kalimantan Barat dan imam tetap masjid raya mujahidin Pontianak.” Ujar guru MAN 2 Pontianak. Muammar Khadafi dalam pemaparan singkatnya, menyampaikan program-pogram umum IPIM Kalimantan Barat yang kemudian diteruskan oleh PD IPIM Kota Pontianak, “Berdasarkan AD/ART IPIM bahwa tujuan adanya IPIM adalah untuk meningkatkan dan memberdayakan kompetensi imam masjid sebagai pemimpin informal masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan Islam untuk melahirkan sebuah tatanan masyarakat yang rahmatal lil ‘alamin. sebagaimana arahan Pimpinan Pusat IPIM, maka harapan kita ke depan adalah memposisikan imam dengan tupoksinya selain sebagai imam masjid juga sebagai pelopor kebaikan yang ruang lingkupnya tidak hanya sebatas masjid tapi mengayomi dan membimbing umat kearah yang lebih baik.” Ujar Muammar yang juga Pimpinan Yayaan Al ‘Izzah Kalimantan Barat. Bersama pimpinan wilayah, pertemuan yang berlangsung dengan diselingi bahasa khas pantai utara ini, diikutsertakan juga Pengurus Pimpinan Daerah IPIM Kota Pontianak, Prof. Dr. Rudi Kurnianto (ketua) dan Mauluddin (sekretaris). Ani Sofian dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas dibentuknya IPIM baik tingkat provinsi maupun kota. “saat ini memang diperlukan pembenahan imam kearah yang lebih baik sehingga beberapa masjid yang memang perlu peningkatan kualitas imam dapat ditangani. Silakan nanti ditindaklanjuti dengan pembenahan organisasi sehingga secara legalitas formal semakin kuat . Selamat juga kepada Pimpinan Daerah IPIM Kota Pontianak yang sudah ditetapkan kepengurusannya dan dalam hal ini pemerintah kota Pontianak memang memiliki tugas dan kewenangan untuk mengayomi berbagai organisasi.” Ujar Ani Sofian. Pada sesi akhir shilaturrahmi, Sekretaris Umum PW menyerahkan dua buku karya penulis kepada Pj Walikota dengan judul “Mengenali Obyek Wisata Kota Pontianak” dan “Ku Ingin, Semua Pintu Surga Memanggilku”. (1706).

Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, tengah menandatangani dokumen resmi dengan disaksikan langsung oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. BERITA

KETUA UMUM PW IPIM KALIMANTAN BARAT TEKEN BERITA ACARA PELANTIKAN PENGURUS MASA KHIDMAT 2023-2028

Ketua Umum PW IPIM Kalimantan Barat Teken Berita Acara Pelantikan Pengurus Masa Khidmat 2023-2028 Pontianak, Februari 2024 — Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (PW) Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalimantan Barat, Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, resmi menandatangani Berita Acara Pelantikan Pengurus IPIM Kalimantan Barat untuk masa khidmat 2023-2028. Penandatanganan ini dilakukan di hadapan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IPIM, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., serta disaksikan oleh para Ketua Umum dari 20 provinsi yang telah membentuk kepengurusan IPIM tingkat provinsi. Acara pelantikan ini merupakan bagian dari komitmen IPIM untuk memperkuat organisasi dan memperluas jangkauannya di seluruh Indonesia. Dalam acara tersebut, Ustadz Muammar Khadafi menegaskan pentingnya peran IPIM dalam mempromosikan Islam yang moderat dan inklusif, serta meningkatkan kualitas dakwah dan pembinaan umat di Kalimantan Barat. Foto Kegiatan:Gambar yang diambil saat penandatanganan menunjukkan Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, tengah menandatangani dokumen resmi dengan disaksikan langsung oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., serta para Ketua Umum IPIM dari berbagai provinsi. Acara ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan organisasi, menandai dimulainya masa khidmat baru dengan semangat dan komitmen yang diperbarui. Dengan pelantikan ini, diharapkan pengurus IPIM Kalimantan Barat dapat menjalankan program-program yang telah dirancang dengan baik, serta memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dalam membina umat dan menjaga keharmonisan sosial di wilayah Kalimantan Barat.

Dr. Harjani sedang memberikan penguatan spiritual kepada para peserta. Di latar belakang, terlihat spanduk acara yang menampilkan tema shilaturrahmi dan koordinasi BERITA

PENGUATAN SPIRITUAL DALAM SHILATURRAHMI PERDANA PENGURUS PW IPIM KALIMANTAN BARAT

Penguatan Spiritual dalam Shilaturrahmi Perdana Pengurus PW IPIM Kalimantan Barat Pontianak, 18 Februari 2024 — Pengurus Wilayah Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (PW IPIM) Kalimantan Barat menggelar Shilaturrahmi dan Koordinasi Perdana di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak. Acara ini menjadi ajang penting bagi seluruh pengurus untuk saling mengenal dan menyelaraskan visi dalam menjalankan program kerja ke depan. Dalam pertemuan tersebut, Dr. Harjani memberikan penguatan spiritual kepada seluruh anggota PW IPIM Kalimantan Barat. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan pentingnya kekuatan spiritual sebagai fondasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus IPIM. “Kita harus senantiasa memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan menjaga niat yang ikhlas dalam setiap langkah,” ujarnya. Acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam organisasi, termasuk Penasehat IPIM Kalimantan Barat, Prof. Dr. KH. Wajidi Sayadi, Ketua IPIM Kalimantan Barat, Dr. Zulkifli, MA, serta para pengurus harian dan anggota bidang-bidang yang terlibat dalam kepengurusan PW IPIM Kalimantan Barat. Koordinasi dan Penyelarasan Visi Pertemuan ini menjadi momentum bagi para pengurus untuk mendiskusikan strategi dan program kerja yang akan dilaksanakan pada periode masa khidmat 2023-2028. Dengan semangat kebersamaan dan tujuan yang jelas, diharapkan program-program yang dirancang dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi umat. Prof. Dr. KH. Wajidi Sayadi, selaku Penasehat IPIM Kalimantan Barat, juga memberikan wejangan kepada seluruh peserta, mengingatkan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan selalu berpegang pada prinsip Islam Wasathiyah dalam setiap aktivitas organisasi. Foto Kegiatan:Dalam gambar yang diambil selama acara, terlihat Dr. Harjani sedang memberikan penguatan spiritual kepada para peserta. Di latar belakang, terlihat spanduk acara yang menampilkan tema shilaturrahmi dan koordinasi ini, serta beberapa pengurus lainnya yang mendengarkan dengan serius. Pertemuan ini menandai awal yang baik dalam upaya bersama untuk memperkuat peran imam masjid di Kalimantan Barat dan menjalankan program-program IPIM dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Dengan diadakannya acara ini, PW IPIM Kalimantan Barat berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat di antara pengurus, serta memperkuat kontribusi mereka dalam menjaga keutuhan umat melalui pendekatan moderasi beragama yang seimbang dan inklusif.

Sholihin Hz, Sampaikan Hasil Rapimnas 2024 dalam Pertemuan Perdana Pengurus IPIM Kalimantan Barat BERITA

SEKRETARIS UMUM PW IPIM KALBAR, SHOLIHIN HZ, SAMPAIKAN HASIL RAPIMNAS 2024 DALAM PERTEMUAN PERDANA PENGURUS IPIM KALIMANTAN BARAT

Sekretaris Umum PW IPIM Kalbar, Sholihin Hz, Sampaikan Hasil Rapimnas 2024 dalam Pertemuan Perdana Pengurus IPIM Kalimantan Barat Pontianak, Februari 2024 — Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (PW) Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalimantan Barat, Sholihin Hz, memimpin pertemuan penting untuk menyampaikan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2024. Pertemuan ini diadakan di hadapan seluruh pengurus PW IPIM Kalbar, termasuk Ketua Umum Kalbar, Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, yang turut mendampingi dalam penyampaian laporan. Pertemuan ini dihadiri oleh jajaran pengurus IPIM Kalbar mulai dari Dewan Penasehat hingga anggota bidang, dan menjadi momen penting untuk mengkoordinasikan langkah-langkah ke depan berdasarkan arahan dan keputusan yang dihasilkan dari Rapimnas. Koordinasi Perdana Pengurus IPIM Kalbar Pertemuan ini juga menjadi ajang koordinasi perdana bagi seluruh pengurus IPIM Kalbar setelah hasil Rapimnas 2024 diumumkan. Sholihin Hz dalam kesempatan ini memaparkan berbagai poin penting yang dibahas dalam Rapimnas, termasuk strategi dan program kerja yang perlu segera diimplementasikan di Kalimantan Barat. Beliau menekankan pentingnya sinergi dan kerjasama di antara seluruh pengurus untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan namun tetap serius, para pengurus IPIM Kalbar berdiskusi mengenai langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk memajukan peran imam masjid di wilayah tersebut. Pertemuan ini juga menandai dimulainya komitmen bersama dalam mewujudkan program-program yang mendukung Islam Wasathiyah dan memperkuat peran masjid sebagai pusat dakwah dan pembinaan umat. Foto Kegiatan:Gambar yang diambil selama pertemuan menunjukkan Sholihin Hz sedang menyampaikan hasil Rapimnas dengan penuh perhatian, didampingi oleh Ustadz Muammar Khadafi dan beberapa pengurus lainnya yang mendengarkan dengan serius. Pertemuan ini menjadi tonggak awal dalam upaya bersama untuk memperkuat struktur dan program kerja IPIM di Kalimantan Barat.

Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, tengah memberikan taushiyah di hadapan jamaah. BERITA

KUNJUNGAN KETUA UMUM PW IPIM KALBAR KE MASJID KUBAH MERAH: MENGIMAMI SHOLAT SHUBUH BERJAMAAH DAN TAUSHIYAH SINGKAT OLEH UST. MUAMMAR KHADAFI, LC., M.H., AL HAFIZH

Kunjungan Ketua Umum PW IPIM Kalbar ke Masjid Kubah Merah: Mengimami Sholat Shubuh Berjamaah dan Taushiyah Singkat oleh Ust. Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh Pontianak, 11 Agustus 2024 — Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (PW) Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalimantan Barat, Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, melakukan kunjungan ke Masjid Kubah Merah. Dalam kunjungan ini, beliau mengimami sholat Shubuh berjamaah yang diikuti oleh jamaah masjid setempat. Setelah sholat Shubuh, Ustadz Muammar Khadafi menyampaikan taushiyah singkat kepada jamaah yang hadir. Dalam taushiyahnya, beliau mengingatkan pentingnya menjaga keikhlasan dalam beribadah dan menguatkan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Dengan suasana yang khusyuk, jamaah mendengarkan dengan seksama setiap nasihat yang disampaikan, yang bertujuan untuk memperkuat iman dan ketakwaan mereka. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya PW IPIM Kalbar untuk terus membina dan mempererat hubungan dengan masjid-masjid di wilayah Pontianak, serta memberikan dukungan langsung kepada para imam dan jamaah dalam menjalankan aktivitas keagamaan mereka. Foto Kegiatan:Dalam gambar yang diambil saat acara, terlihat Ustadz Muammar Khadafi, Lc., M.H., Al Hafizh, tengah memberikan taushiyah di hadapan jamaah. Dengan suasana masjid yang tenang, beliau memberikan pesan-pesan yang menginspirasi para jamaah untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga persatuan umat. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para jamaah untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah dan terus mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.

© 2024 Created by: Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalimantan Barat, Indonesia